Translate

Membangun Kepercayaan Sebagai Seorang Pemimpin

Seorang pemimpin adalah seseorang yang mengarahkan orang lain menuju suatu tujuan tertentu
Karena itulah mereka harus tahu bagaimana cara membuat orang lain percaya terhadap mereka
Membangun kepercayaan itu adalah sesuatu yang sulit. Dalam hubungan pertemenan, dalam hubungan keluarga, atau terkadang bahkan sangat sulit untuk membangun kepercayaan dengan pasangan. Jika dalam hubungan interpersonal saja membangun kepercayaan adalah suatu yang sulit, apalagi dalam konteks organisasi dan kepemimpinan, yang mungkin akan melibatkan banyak faktor lain. Seperti persaingan, masalah uang dan pendapatan, takut dimanfaatkan dan masalah-masalah sebagainya.

Robins, dalam bukunya Management bahkan mengatakan bahwa kepercayaan adalah suatu yang sulit untuk dibangun dan menjadi salah satu masalah kepemimpinan di abad ke-21. Kepercayaan itu tentu suatu yang penting, dalam suatu organisasi atau ketika kita memimpin apapun –misal keluarga-, kepercayaan adalah hal yang harus kita bangun. Karena penelitan menunjukan bahwa kepemimpinan itu sangat berhubungan dengan hasil kerja yang positif dan kepuasan bawahan.

Kalau begitu apa dong yang harus dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin yang hebat dan dapat dipercaya? Yang pertama sangat beruntung jika kita memiliki kepribadian seorang pemimpin karena itu hal yang akan membantu kita, dan selanjutnya karena “kepemimpin adalah sebuah seni” maka untuk bisa membuat orang lain percaya pada kita, akan sangat diperlukan kemampuan dan pengetahuan tentang kepemimpinan.

Baca juga :

Pada artikel ini penulis akan membahas secara khusus tentang apa itu kepercayaan dan apa saja yang membuat orang bisa percaya. Harapannya sih, tulisan ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang tertarik dengan kepemimpinan ataupun organisasi.

Penelitian dari beberapa ahli menemukan bahwa ada lima faktor yang bisa menumbuhkan kepercayaan orang lain terhadap diri kita. Yaitu integritas, kompetensi, konsistensi, kesetiaan, dan keterbukaan. Lima hal ini lah yang menjadi kunci penting apakah seseorang akan percaya dan mengikuti kita atau seseorang tidak akan percaya dan meninggalkan kita.

Yah, dalam bukunya Robins dikatakan bahwa kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Jika kita ingin orang lain mengikuti maka kita harus jujur dan dapat dipercaya, karena kita akan membuat mereka mengikuti kita ke “medan tempur” ataupun ke “bedroom”, salah ketik...maksudnya “boardrom” atau tempat rapat.

Tapi intinya agar kita bisa memimpin dengan baik maka kita harus bisa dipercaya. Lalu, berikut adalah penjelasan dari kelima faktor yang telah disebutkan diatas adalah : 

1. Kemampuan (competence), adalah bahwa kita harus memiliki kemampuan tentang bidang yang kita pimpin. Sekarang lokgikanya, orang yang tidak memiliki kemampuan apapun pasti akan sulit untuk dipercaya. Sebagai contoh, kita juga sulit atau bahkan tidak akan bisa mempercayai orang lain memimpin kita dalam bisnis, sementara orang yang bersangkutan bahkan belum pernah berbisnis dan pengalamannya dibawah kita. 

Kemampuan dalam bidang tertentu adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi jika kita mau memimpin suatu organisasi atau suatu bidang. Apakah itu kemampuan terkait bidang, atau kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti arahan kita, sehingga mereka bisa mempercayai dan menyerahkan urusannya pada kita. 

Untuk orang lain melihat kemampuan yang kita miliki, tentu kita harus mau menunjukannya, dan menggunakannya ketika ada orang yang membutuhkan. Misalnya kita punya kemampuan dalam bidang otomotif, tentu kita harus menunjukannya dengan hal-hal terkait otomotif, memperbaiki kendaraan, dan sebagainya. Ketika orang lain sudah melihat kita mampu dalam bidang tersebut, mungkin jika kita mau membuka usaha terkait otomotif orang lain akan mempercayai kita sebagai pemimpinnya. 

2. Kesetiaan (benevolence), adalah dimana orang lain meyakini bahwa kita akan berbuat baik pada mereka, dan mereka percaya bahwa kita akan mengesampingkan motif mendapatkan keuntungan dan tidak egois. Kesetiaan mengindikasikan bahwa mereka mau “nempel” pada kita. 

Hal ini yang lumayan sulit untuk dibangun, karena orang lain melihat hal ini tentu dari perilaku kita sehari-hari. Untuk membangun hal ini kita harus bisa berkomunikasi dengan baik dan membuat orang lain percaya bahwa kita bukan orang yang berbahaya. Mungkin kita bisa mulai dengan menggunakan bahasa tubuh atau komunikasi non-verbal yang baik.

Sebagai contoh, sebagai contoh mereka percaya bahwa pemimpinannya adalah seorang yang bakal melindungi mereka dari marabahaya. Maka mereka pasti akan mau mengikuti arahan kita. 

Baca juga :

3. Integritas (integrity), hubungan antara integritas dan kepercayaan adalah mengenai bagaimana orang lain melihat kita dan percaya bahwa kita itu memiliki prinsip-prinsip yang bisa diterima oleh mereka. Integritas adalah dimana perilaku atasan dapat diterima oleh bawahan. 

Integritas bisa dibangun dengan membuat orang lain tahu bagaimana pola pikir kita dan nilai-nilai yang kita pegang, mereka tahu mengenai hal tersebut dan merasa cocok dengan pemikiran kita. Jika kita cenderung memimpin dengan cara-cara yang curang atau tidak berperikemanusiaan, sementara kita bekerja dengan orang yang jujur, pasti kita akan kehilangan kepercayaan mereka dan organisasi yang kita pimpin akan kacau. 

Atau sebagai contoh kita punya prinsip, “kerja mah santai saja, kita lakukan pelan-pelan dan yang penting dapat profit”. Sementara, kita bekerja dengan orang-orang yang workaholic atau gila kerja dan haus prestasi, pasti kita tidak akan dipercaya untuk memimpin mereka. Apalagi ketika prinsip kita tersebut, tidak ditunjang dengan prestasi atau karakteristik-karakteristik diatas, yang telah kita bahas sebelumnya. 

4. Keterbukaan (openness), adalah keyakinan dari orang lain bahwa kita mau untuk berbagi ide dan informasi secara bebas dengan bawahan. Walaupun demikian, terkadang memang kita tidak bisa untuk membuka semua informasi tentang organisasi pada bawahan kita, atau yah...dalam organisasi tidak semua bisa dibuka untuk umum. 

Keterbukaan disini adalah, kita mau mendengarkan mereka, menerima masukan dan pendapat mereka, mau berbagi informasi penting yang tidak terlalu berbahaya jika dihsare untuk umum, atau hanya sekedar sering berinteraksi dengan orang lain, dengan bawahan kita bisa membuat orang lain menganggap kita orang yang terbuka. 

5. Konsistensi (consistency), ini adalah poin terakhir tentang kepercayaan, hal ini adalah bahwa pimpinan yang bisa dipercaya adalah pimpinan yang bisa “diprediksi” dalam berbagai situasi. Bisa diprediksi disini bukan pikirannya mudah ditebak atau dibaca, tapi lebih bersifat konsisten dengan situasi.

Sebagai misal, orang lain tau bahwa kita itu konsisten tidak pernah telat, maka ketika kita bilang bahwa kita akan bertemu dengan mereka jam 9.00 di suatu tempat mereka akan percaya hal tersebut, dan akan berusaha untuk tidak terlambat.

Nah, itulah pembahasan tentang kepercayaan terhadap kepemimpinan. Jika kita tertarik untuk menjadi seorang pemimpin atau tertarik membangun sebuah organisasi, maka kita harus mempertimbangkan tentang hal ini, tentang bagaimana kita bisa membuat orang lain percaya pada kita bahwa kita adalah orang yang mampu memimpin mereka.

Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat :)

Jika dirasa bermanfaat silahkan share pada teman-teman ataupun orang-orang yang anda sayangi karena mungkin mereka membutuhkan :D

Sumber :
Robbins, Stephen P., Coulter, M. (2012). Management 11th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

3 comments:

  1. agan anak sikologi ya, faham bener tentang kepeminpinan, mantap gan lanjutkan share ilmunya (Y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih

      Hahahaha iya gan saya anak psikologi, semoga bermanfaat tulisannya gan :)

      Delete
  2. sangat bermanfaat, semoga blognya semakin berkembang. Amiin.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"