Translate

Kecanduan Video Game : Ciri-Cirinya dan Hasil Penelitian

Kecanduan game mulai menjadi masalah dan perhatian para peneliti
Video game bukan merupakan sesuatu yang asing bagi kita, baik itu game computer, console, atau game-game yang ada di smartphone. Pembaca saya rasa pasti pernah memainkan paling tidak satu atau dua video game semasa hidupnya, apakah itu game-game sederhana seperti candy crush yang bisa dimainkan kapan pun dan dimana saja, atau game yang sedikit lebih berat, yang mereka butuh waktu untuk menyelesaikannya, sebagai misal game action yang paling popular sekarang, Grand Theft Auto V adalah salah satu contoh game yang membutuhkan waktu untuk bisa menyelesaikannya, atau bahkan game online seperti Dota 2, Closer, dan game-game online lainnya yang membutuhkan tempat dan fasilitas khusus untuk memainkannya, serta membutuhkan dedikasi untuk bisa hebat  dan ahli didalamnya.

Menurut penulis, video game adalah sesuatu yang menyenangkan, bahkan penulis sendiri meluangkan waktu khusus untuk bisa bermain video game. Penulis merasa bahwa video game bisa melepaskan kita dari kejenuhan dan rasa lelah setelah seharian bekerja. Bagi penulis bermain video game adalah suatu hobi, ada kepuasan tersendiri ketika penulis bermain dan bisa menyelesaikan suatu judul video game.

Tetapi, walaupun video game bisa membuat kita senang dan bisa membuatu kita melepaskan kejenuhan, tidak bisa dipungkiri bahwa para peneliti mulai mewaspadai efek negatif pada video game terutama dengan apa yang disebut dengan video game addiction, atau kecanduan pada video game. Beberapa kasus terjadi, bahkan di Indonesia sendiri ada beberapa kasus kematian dan kekerasan yang disenyalir karena pengaruh video game. Kasus-kasus inilah yang membuat para peneliti mulai tertarik untuk melihat mengenai kecanduan pada video game.


Baca juga :
Antara Anak, Teknologi, dan Orang Tua : Apa yang Harus di Lakukan

Pada Mei 2013 American Psychiatric Association (APA) menyarankan bahwa kecanduan video game untuk dijadikan sebagai salah satu bentuk gangguan mental dalam DSM 5 (buku panduan bagi para psikiater dan psikolog untuk menentukan gangguan mental pada seseorang). Secara khusus APA memfokuskan kriteria pada video game online, mereka menyebutkan bahwa ciri-ciri seseorang yang kecanduan video game online adalah :
  1. Terlalu asik dan terobsesi oleh video game internet
  2. Ada reaksi-reaksi tidak nyaman dari tubuh dan pikiran ketika tidak bermain video game online (reaksi seperti orang-orang yang berhenti menggunakan narkoba)
  3. Ada kebutuhan untuk terus menambah waktu bermain video game
  4. Orang tersebut sudah berusaha untuk berhenti, tetapi tetap tidak bisa berhenti bermain video game
  5. Orang tersebut kehilangan rasa tertarik terhadap kegiatan lain, seperti tidak tertarik dengan hobi lain
  6. Orang tersebut terus menerus bermain video game online secara berlebihan bahkan ketika mereka tahu kebiasan bermain mereka itu mempengaruhi kehidupan mereka dan orang-orang disekitarnya
  7. Orang tersebut berbohong kepada orang lain mengenai seberapa banyak mereka bermain video game online
  8. Orang tersebut bermain video game online untuk melepaskan rasa cemas, perasaan bersalah, salah satu cara untuk kabur dari realitas
  9. Orang tersebut kehilangan dan membuat kesempata atau hubungan mereka dalam bahaya karena terlalu asik bermain video game online
Beberapa artikel seperti The Psychology of Video Game Addiction oleh Jack Flanagan mengatakan bahwa adiksi terhadap video game itu benar-benar ada, dia mengatakan bahwa ciri-cirinya sudah terlihat jelas. Seseorang yang kecanduan video game bisa membuat mereka kehilangan pekerjaan bahkan orang-orang yang dicintainya, ada perasaan marah bahkan berkeringat dingin ketika tidak bermain video game, terserang banyak penyakit seperti sakit kepala, sakit punggung, bahkan kematian seperti yang terjadi pada beberapa kasus terutama di beberapa negara bagian Asia. Ciri-ciri ini hampir memiliki kesamaan dengan ciri-ciri orang yang kecanduan narkoba.

Lalu bagaimana video game bisa menjadi sesuatu yang adiktif, sesuatu yang membuat kecanduan. Penelitian yang berjudul Individual differences in motives, preferences, and pathology in video game : The gaming attitudes, motives, and experiences scale (GAMES) menunjukan bahwa video game mempengaruhi bagian otak seseorang yang terkait dengan reward, terkait dengan hadiah, dan rasa senang yang didapatkan dari hadiah tersebut.

Video game mempengaruhi bagian tersebut dengan cara memberikan hadiah kepada para gamer. Sebagai contoh, ketika kita banyak membunuh monster dalam suatu game, kita mendapatkan poin XP, membuka banyak rahasia, bahkan mendapatkan music yang menyenangkan untuk didengar. Ketika kita menang, maka kita akan mendapatkan perasaan puas, perasaan bahwa kita sudah berhasil menyelesaikan sesuatu dan lain sebagainya.

Hal yang lebih mengejutkan dari penelitian itu adalah didapatkan data bahwa orang-orang terutama yang bermain video game online, mereka merasa bersalah dan merasa bertanggung jawab terhadap game mereka, terhadap rekan satu tim atau satu guild mereka. Orang-orang ini takut dikeluarkan, takut di blacklist, dan tidak diajak untuk ikut battle selanjutnya.

Bahkan lebih jauh lagi, ada perasaan sayang dan merasa bertanggung jawab terhadap karakter yang mereka buat. Para gamer yang membaca ini pasti bisa merasakan dan bisa mengerti perasaan ini, perasaan dimana karakter Skyrim, The Sims, Dota, World of Warcraft, dan karakter di game-game lain yang kita buat adalah sesuatu yang berharga. Terkadang penulis sendiri merasa memiliki kewajiban untuk "membesarkan" mereka dan membuat mereka menjadi terkenal.

Perasaan ini bukan lah tanpa harga, terkadang kita harus mengorbankan hal lain untuk memenuhi perasaan tersebut. Kita harus mengorbankan sekolah, pekerjaan kita, hubungan kita dengan orang lain, dengan teman-teman, dengan kekasih, dengan keluarga, dengan orang tua kita. Terkadang kita harus mengorbankan itu untuk bisa bermain video game.

Penelitian itu juga menyebutkan bahwa sesuai dengan stereotype, orang-orang yang mengalami kecanduan video game itu biasanya orang-orang yang tidak begitu memiliki kemampuan yang baik secara sosial, mereka adalah orang-orang yang tidak sulit mendapatkan teman, atau korban bulliyng. Sehingga untuk menyelesaikan masalah mereka, mereka beralih ke video game dan menjadi kecanduan karena hal tersebut.

Dari berbagai penjelasan diatas, pertanyaannya adalah apakah kecanduan video game benar-benar ada? Beberapa kasus menunjukan bahwa kecanduan video game adalah sesuatu yang benar-benar terjadi. Tetapi walaupun demikian para peneliti mengatakan bahwa mereka juga masih membutuhkan lebih banyak penelitian untuk menetapkan hal tersebut, karena menurut para ahli adiksi itu merupakan sesuatu yang lebih rumit, dan penelitian terkait dengan kecaduan video game masih sangat terbatas. Sehingga dibutuhkan banyak hasil penelitian mengenai hal ini, agar para ahli bisa menetapkan apakah kecanduan video game merupakan suatu gangguan mental.

Secara pribadi penulis berpikir bahwa kita tidak apa-apa bermain game hanya untuk rekreasi saja, tetapi penulis berharap bahwa dengan artikel ini kita menjadi lebih sadar dan lebih berhati-hati terhadap video game. Jangan berlebihan…itu yang ingin penulis tekankan pada artikel ini. Karena segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, bahkan makan dan bersih-bersih juga jika kita lakukan secara berlebihan bisa menjadikan hal itu buruk bagi kita, Penulis selalu berkata pada diri sendiri untuk mengingatkan agar penulis tidak berlebihan :

“game dan hal-hal menyenangkan lainnya hanya boleh dinikmati setelah kita bekerja keras, karena tidak ada libur bagi mereka yang tidak pernah bekerja”.

Baca juga :
Hati-Hati dengahn Perilaku Berulang Berlebih
Kepribadian yang Selalu Curiga

Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat :)
Jika dirasa bermanfaat silahkan share pada teman-teman ataupun orang-orang yang anda sayangi karena mungkin mereka membutuhkan :D

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"